Bagi para pelaku bisnis ataupun usaha, kita sering melakukan suatu
pertemuan baik itu pertemuan menyangkut perihal bisnis ataupun kerja.
Kita acapkali menemui orang-orang baru, yang dimana dalam pertemuan
tersebut kita datang tentunya dengan berbagai tujuan bisnis, yakni
menciptakan kesepakatan ataupun tujuan bisnis lainnya. Hal tersebut
dapat terwujud tentunya dengan jalan meyakinkan pihak yang akan kita
temui.
Guna meyakinkan pihak yang akan kita temui, dapat dilakukan dengan
berbagai macam cara. Dimana diantaranya dengan jalan melakukan
persiapan yang matang, yakni baik dari materi atau bahan yang akan
dibahas serta tentunya penampilan. Penampilan sendiri dapat berupa
penampilan dalam berkomunikasi maupun berpakaian (fisik). Dimana
terkait penampilan, kita acapkali menilai bahwa pihak yang kita ajak
berdialog ataupun bekerjasama, seakan siap dan ingin melakukan
pertemuan tersebut. Sehingga jika kita melakukan pertemuan acapkali
kita mempersipkan penampilan sebaik mungkin, guna meyakinkan pihak yang
akan kita temui, biarpun sebenarnya kita kadang merasa belum siap.
Tetapi setidaknya dengan penampilan berkomunikasi dan berpakaian
tersebut, kita dapat meyakinkan pihak yang akan kita ajak berdialog
ataupun bernegosiasi dalam bidang bisnis khususnya. Sehingga mereka
dapat menilai dari kesan pertama saat bertemu dengan kita. Tetapi
acapkali kita juga dapat salah dalam menilai seseorang dari kesan
pertama yakni menilai dari penampilan sesorang, ketika pertama kali
bertemu. Kita langsung membuat stigma atau penilaian pertama yang
salah dari penampilan sesorang.
Penilaian yang salah tersebut malahan kadang menciptakan jebakan
ataupun tipuan bagi kita. Seperti yang terjadi pada dua kasus berikut
ini, yakni: ketika seorang senior manager relationship pada
sebuah bank asing ternama yakni, Melinda Dee (nama panggilan), dengan
penampilan yang dapat dikatan sangat berkesan bagi para nasabah
khususnya kaum lelaki. Melinda dengan penampilan yang sangat menawan,
baik itu penampilan fisik maupun berkomunikasi ketika menemui para
nasabah premiumnya, kemudian dapat meyakinkan bahwa dia akan dapat
melakukan perkerjaan yang dipegangnya secara profesional. Tetapi yang
terjadi malah sebaliknya, para nasabah yang ditanganinya malah tertipu
dengan penampilan melinda yang berkesan tersebut. Uang nasabah yang
seharusnya masuk ke rekening mereka secara utuh, tetapi oleh melinda
disalah gunakan untuk kepentingan pribadinya.
Hal lainnya terjadi ketika sepasang suami istri yakni tuan dan nyonya
Stanford ingin menemui rektor dari Harvard University di Amerika
Serikat. Tuan dan nyonya Stanforfd tersebut ingin menemui sang rektor,
karena ingin mendirikan monumen untuk mengenang anaknya yang
meninggal karena kecelakaan ketika sedang berkuliah di Harvard
University. Suami istri tuan Stranford tersebut, sebelum menemui rektor
dibiarkan sangat lama menunggu oleh petugas disana, sampai kira-kira
tuan dan nyonya sudah tampak lelah menunggu. Baru pihak rektor menemui
pasangan suami istri tersebut, dengan maksud menjelaskan tujuan mereka
kesana, yakni ingin membangun sebuah monumen untuk mengenang anaknya
yang telah meninggal ketika berkuliah di Harvard University, tetapi
dari pihak rektor disana malah menganggap remeh maksud tersebut. Pihak
rektor bahkan merendahkan tuan dan nyonya Stanford tersebut karena
rektor dengan berujar bahwa, universitas akan penuh dengan patung jika
setiap mahasiswa yang meninggal dibuatkan patung. Kemudian tuan dan
nyonya Stanford menanyankan jika ingin membuat gedung di Harvard atas
nama puteranya. Kemudian pihak rektor menimpali kembali bahwa untuk
membuat sebuah gedung disana kalian harus menyumbang jutaan dolar.
Kemudian raktor menimpali lagi, bahwa kalian tidak mungkin untuk
menyumbang sebesar uang tersebut. Karena rektor melihat dan menilai
penampilan sederhana dari tuan dan nyonya Stanford yang menggunakan
kemeja sulaman yang disulam sendiri oleh nyonya Stanford. Merasa tidak
dihiraukan dan dianggap remeh oleh pihak rektor serta mereka telah
menuggu sangat lama dan memperoleh hasil yang sangat mengecewakan.
Mereka memutuskan untuk pulang, selanjutnya tuan dan nyonya Stanford
tersebut memutuskan utnuk membuat sebuah yayasan yakni bernana Yayasan
Stanford kemudian mendirikan Stanford University. Dimana saat ini
universitas tersebut masuk dalam jajaran universitas top dunia.
Dari cerita di atas, kita dapat menarik intisari bahwa menilai
seseorang dari kesan pertama memiliki dampak positif maupun negatif.
Tetapi dalam dunia pemasaran tepatnya, yang terkait dengan hubungan
ataupun pemeliharaan pelanggan. Para petugas pemasaran harus dapat
menciptakan kesan yang baik terhadap para pelanggan atau klien yang
akan ditemuinya. Sehingga, mereka merasa yakin bahwa pihak perusahaan
memberikan perhatian serius dan siap terhadap pertemuan tersebut.
Selain itu, terdapat manfaat dari penampilan dalam menciptakan kesan
pertama, yakni dapat:
- Meyakinkan pihak yang yang diajak berdialog ataupun bertemu.
- Menciptakan kedekatan emosional.
- Membentuk kesan positif.
- Memperlancar proses dialog ataupun negosiasi.
- Memperkuat kepercayaan diri.
Manfaat penampilan untuk membentuk kesan pertama di atas, merupakan
hanya sedikit manfaat positif yang ditimbulkan dari penampilan dalam
proses pembentukan kesan pertama dilihat dari sisi pemasaran.
Sehingga, dari berbagi kontrofersi yang ada tentang penilaian terhadap
sesorang dari pandangan atau kesan pertama. Tetapi untuk penilaian
kesan pertama sehingga klien atau pelanggan percaya terhadap pihak
karyawan perusahaan yang baru ditemuinya. Pihak nasabah atau klien
tersebut dapat menilai mereka dari reputasi perusahaan yang akan
mereka ajak bekerjasama ataupun bernegosiasi.
Hal tersebut diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh McKnight pada tahun 1998, yakni mengangkat tentang initial trust
atau kepercayaan pada padangan pertama, McKnight mengungkapkan bahwa
terbentuknya kesan pertama sesorang pelanggan atau klien terhadap
karyawan perusahaan, dibentuk melalui pengalaman pelanggan atau klien
dalam berinteraksi terhadap berbagai macam aktifitas bisnis. Sehingga
reputasi dari perusahaan berperan besar terhadap pembentukan kesan
pertama dari karyawan, yang ingin menemui seorang klien atau pelanggan
guan melakukan negosiasi ataupun menciptakan kesepakatan bisnis.
Maka dari itu, buat para pembaca, apakah anda penganut orang yang suka
menilai seseorang dari kesan pertama ataupun sebaliknya? Pada
dasarnaya semua penilaian tersebut ialah benar adanya, tetapi yang
perlu diperhatikan bahwa kita tetap harus memperhatikan aspek yang
lain yakni kemampuan dan kepribadian yang tidak mungkin diketahui
secara singkat dari pertemuan pertama (penilaian kesan pertama).
Seperti kata pepatah, jangan menilai buku dari kovernya depannya saja,
tetapi lihat juga isinya. Sehingga dari pepatah dan berbagai contoh
yang saya ulas di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kesan pertama
merupakan hal yang penting untuk meyakinkan seseorang. Seperti halnya
pada bisnis, membentuk kesan pertama dengan klien atau pelanggan tetap
perlu diperhatikan agar proses bisnis ataupun negosisasi dapat
berjalan dengan lancar, dimana hal tersebut tetap harus didukung oleh
kemampuan dan kepribadian personal yang baik dan berkompeten. Salam
kesan pertama!!!!
http://ekonomi.kompasiana.com/marketing/2011/04/05/pentingnya-membentuk-kesan-pertama/
http://fashionpria.com/tips/kesan-pertama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar